Selasa, 05 Februari 2013

Puisi Rindu Untukmu Anakku



Ingin ku memberitahumu anakku
Tahukah engkau rindu apa yang paling menyiksa?

Ia adalah rindu seorang papa pada anaknya
Dan kau tahu anakku
Suara kecilmu nan indah ketika memanggilku ‘papa’
Sudah cukup bagiku
Menjadi candu yang memompa jantungku ribuan kali lebih cepat
Mengaktifkan syaraf-syaraf motorikku untuk bekerja lebih keras
Menyuntikkan ribuan inspirasi didalam sel-sel gila otakku

Anakku,
Kuyakin kau juga merindu
Yang mengakar jauh didalam tiap tatapanmu
Yang tumbuh subur menguatkanmu
Yang membuatku ingin segera menyambutmu
Menggendongmu, memanjamu
Menyirami akar kerinduan itu
Agar kelak ia takkan sempat mengering

Anakku
Engkau tahu,
Mengingat senyummu saja sudah membuatku berkaca-kaca
Tanda rindu semakin membuncah, menggemuruh, mengguncang rongga-rongga dadaku
Anakku, kelak hingga waktuku dan waktumu tiba tuk bersama
Kuingin mencipta pohon-pohon cinta
Yang akan meneduhi tiap rasa sunyi dan sepi yang sempat tercipta
Berbuah kasih sayang yang akan kita bagikan kepada mereka yang nestapa
Agar kelak tak ada lagi ratapan kerinduan akan kasih yang tergesa

Anakku,
Kan kubawa engkau memaknai tiap serabut kehidupan disekitarmu
Hingga engkau tahu bahwa kekuatan rindu itu nyata
Mampu menguatkan akan siksa dan menghapus rasa derita
Hingga menjadikanmu memiliki jiwa yang senantiasa rindu akan serat-serat kebaikan
Laiknya saraswati yang ditunggui oleh orang-orang yang memiliki hati
Menjadi penenang bak khadijah yang menghilangkan rasa terjajah
Menjadi penyejuk laiknya lakon fatimah yang sangat ramah
Menjadi penggembira dan penyemangat laiknya si cantik aisyah

Anakku,
Mungkin terlalu tinggi anganku akanmu
Tapi, bukankah telah kusampaikan bahwa engkau adalah candu bagiku
Yang tanpamu hidupku serasa hampa tak bergema
Jadi biarkan papamu ini
Menuliskan bait-bait indah demi engkau yang terindah
Merenungi pemaknaan tiap kata yang tercipta
Mengais tiap hikmah yang tersembunyi dibalik hari-hari ini
Anakku,
Aku tahu engkau pasti mengerti
Akan rasa kali ini
Karena engkau adalah puteri
Yang memiliki hati sang dewi
Maka izinkanlah aku disini
Menyusuri jalan sunyi para sufi
Tuk sekedar mengingatmu kembali,
Menjamah memori-memori yang berada disisi pelangi
Agar kelak engkau mengerti
Akan abadinya cinta abu pada api


Puisi Rindu Senyum Mu Anakku



Masih kuingat raut wajahmu yang memancarkan pesona ceria, hari ini aku merindukan
sedang apakah kau kini diseberang sana aku tak dapat melihat senyum itu lagi aku tak dapat mendengar canda tawamu lagi
senyuman itu senyuman yang membuatku selalu tersenyum.Aku menyadari bahwa rindu ini tak mampu aku simpan, aku sangat merindukan senyummu yang dulu nak.
sejak masih kau kecil aku tidak pernah menungguimu karena harus mengembara demi sesuap nasi, seringkali aku merasa rindu ingin bertemu ketika kamu sakit atau merajuk hatiku teriris sakit
aku tak banyak mengajarkan sesuatu apapun padamu, hanya satu hal yang selalu aku tekankan kejujuran dalam hal apapun, aku akan marah besar bila ku tahu anakku ketahuan tak jujur. Tak ada kata yang terucap untuk hari yang indah ini Sebab hanya hati yang bisa melukiskan yang aku rasakan.  Gambaran senyuman yang dulu akrab di mataku Kini bisa aku nikmati meski hanya sekejap Ku tahu bukan hanya aku yang merasakan rindu.
Aku bukan batu yang tak merasakan sakit jika kau pukul Aku bukan pena yang selalu mengikuti arahmu menulis Apalagi indahnya nada yang membuatmu tenang Aku hanya Papamu yang saat ini amat merindukanmu.